Asbabunnuzul dapat memudahkan memahami apakah suatu ayat berlaku umum ataupun secara khusus dan dalam kondisi bagaimana ayat tersebut diterapkan. Pengkategorian Asbabun Nuzul Menurut macam-macamnya, asbabun nuzul dapat dikategorikan: Berbilangnya Asbabun nuzul untuk satu ayat ( Ta'ddud A- Sabab Wa Nazil Al-Wahid) -Tidak Mempermaslahkannya Menjelaskanberbilangnya Asbabun Nuzul suatu ayat. 5. Menjelaskan manfaat mempelajari Asbabun Nuzul. Mengkaji dan mendiskusikan tentang pengertian, macam-macam, redaksi Asbabun Nuzul, serta manfaat mempelajarinya. Ilmu Asbabun Nuzul. 120 Menit. OHP, LCD, Laptop. Artinya alif lam ra, ini adalah ayat-ayat kitab (Al-Qur'an) yang jelas. Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Qur'an berbahasa Arab, agar kamu mengerti. Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui.[3] D. MANFAAT BerbilangnyaAsbab an-Nuzul untuk satu Ayat (Ta'addud As-Sabab wa Nazil Al- wahid) Pada kenyataannya, tidak setiap ayat memiliki riwayat asbab an-Nuzul dalam satu versi. Adakalanya satu ayat memiliki beberapa versi riwayat asbab an-Nuzul. Tentu saja, hal itu tidak akan menjadi persoalan bila riwayat-riwayat itu tidak mengandung kontradiksi. ASBABUNNUZUL Qatadah ra menegaskan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan kaum musyrik, yang tatkala Allah menjelaskan ciri-ciri dan kenikmatan syurga, merasa takjub dan heran. (H.R Ibnu Hatim dan Ibnu Jarir) E. AYAT KAUNIYAH Ayat kauniyah yang terkandung dalam surat Al-Ghasiyah ayat 17 adalah kehebatan hewan unta yang merupakan bentuk ASBABUNNUZUL OLEH: Muhammad Zidan Syarif (1902046031) Selma Salsabila Andini (1902046055) Najih Mumtaza Zen (1902046059) Hasna Aldora Fauziah R (1902046060) T . - Cara mengetahui Asbab An-Nuzul asbabunnuzul dan penjelasannya adalah dengan melacak riwayat-riwayat hadis, terutama kategori sahih. Hal ini karena asbabunnuzul tidak dapat diciptakan melalui pemikiran, namun merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa merupakan sebab-sebab yang menjadi latar belakang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Meskipun demikian, tidak semua ayat di dalam Al-Qur’an memiliki dari jurnal Asbabun Nuzul Pengertian, Macam-Macam, Redaksi dan Urgensi 2016 oleh Pan Suaidi dijelaskan bahwa pengetahuan asbabunnuzul memiliki beberapa fungsi dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut Mengetahui hikmah dan rahasia diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara’ terhadap kepentingan umum, tanpa membedakan etnik, jenis kelamin, dan agama. Mengetahui asbab an-nuzul membantu memberikan kejelasan terhadap beberapa ayat. Pengetahuan asbab an-nuzul dapat mengkhususkan takhsis hukum terbatas pada sebab, terutama ulama yang menganut kaidah khusus as-sabab sebab khusus. Asbabunnuzul dapat membantu memahami apakah ayat berlaku umum atau khusus dan bagaimana penerapannya. Asbabunnuzul mempermudah orang dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dan memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan, sebab mengetahui turunnya. Cara Mengetahui Asbab An-Nuzul dan Penjelasannya Cara mengetahui asbabunnuzul adalah dengan melacak riwayat-riwayat hadis, terutama yang tergolong sahih. Hadis sahih merupakan hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan perawi berkualitas dan hafalan kuat, hingga sanad dan matannya tidak ada syadz serta M. Hanafi ed. dalam buku Asbabun-Nuzul Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur’an 2017 menuliskan bahwa cara paling otentik untuk mengetahui asbabunnuzul yakni melalui riwayat-riwayat hadis yang disampaikan Nabi kepada para sahabat berperan penting dalam mengetahui asbabunnuzul, sebab mereka hidup di masa nabi dan mengetahui serta menyaksikan proses turunnya wahyu hingga peristiwa yang melingkupinya. Di sisi lain, para sahabat begitu berhati-hati dalam meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW. Kewaspadaan para sahabat ini meningkat terutama ketika menyampaikan hadis tentang asbabunnuzul ayat Al-Qur’ al-Èasan 'Aliy al-Wàëidi menjelaskan bahwa riwayat-riwayat asbabunnuzul hanya dapat diketahui dengan mendengar dari para sahabat. Hal ini karena para sahabat telah bersungguh-sungguh mencari dan mengetahui pernyataan Abù al-Èasan 'Aliy al-Wàëidi di atas, kemudian terbesit pertanyaan lanjutan, yakni bagaimana riwayat-riwayat asbabunnuzul para tabiin yang muncul setelah masa sahabat?Jalàluddìn as-Suyùtiy menyampaikan bahwa riwayat-riwayat asbabunnuzul para tabiin yang jelas sebab dan berkualitas sahih dapat diterima. Hal ini senada dengan kasus hadis-hadis marfu yang dapat diterima apabila diriwayatkan para tabiin yang menimba ilmu dari para sahabat juga Asbabun Nuzul Surah Ad-Dhuha Sebab Diturunkannya Ayat 1-3 Tafsir dan Penjelasan Surat Al-Falaq Beserta Asbabun Nuzulnya Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah Lengkap Ayat 39-40 dan Ayat 75-82 - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Dhita Koesno Asbābun Nuzūl bahasa Arab اسباب النزول, sebab-sebab turunnya suatu ayat adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan. Pada umumnya, Asbabun Nuzul memudahkan para Mufassir untuk menemukan tafsir dan pemahaman suatu ayat dari balik kisah diturunkannya ayat itu. Selain itu, ada juga yang memahami ilmu ini untuk menetapkan hukum dari hikmah di balik kisah diturunkannya suatu ayat.[1] Ibnu Taimiyyah mengemukakan bahwa mengetahui Asbabun Nuzul suatu ayat dapat membantu Mufassir memahami makna ayat. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul suatu ayat dapat memberikan dasar yang kukuh untuk menyelami makna suatu ayat Al-Qur’an.[2] Al-Quran bukanlah merupakan sebuah "buku" dalam pengertian umum, karena ia tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW sejauh situasi-situasi menuntutnya. Al-Quran pun sangat menyadari kenyataan ini sebagai suatu yang akan menimbulkan keusilan di kalangan pembantahnya QS. Al-Furqan [251 32. Seperti yang diyakini sampai sekarang, pewahyuan Al-Quran secara total dalam sekali waktu secara sekaligus adalah sesuatu yang tidak mungkin, karena pada kenyataannya AlQuran diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang timbul.[3] Sebagian tugas untuk memahami pesan dari Al-Quran sebagai suatu kesatuan adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar belakang yang paling dekat adaiah kegiatan dan perjuangan Nabi yang berlangsung selama dua puluh tiga tahun di bawah bimbingan terhadap perjuangan Nabi Yang secara keseluruhan sudah terpapar dalam sunnahnya, kita perlu memahaminya dalam konteks perspektif Arab pada masa awal penyebaran Islam, karena aktivitas Nabi berada di dalamnya. Oleh karena itu, adat-istiadat, lembaga-lembaga serta pandangan hidup bangsa Arab pada umumnya menjadi esensial diketahui dalam rangka memahami konteks aktivitas Nabi. Secara khusus, situasi Makkah pra Islam perlu dipahami terlebih dahulu secara mendalam. Tanpa memahami masalah ini, pesan Al-Quran sebagai suatu kebutuhan tidak akan dapat dipahami. Orang akan salah menangkap pesan-pesan Al-Quran secara utuh, jika hanya memahami bahasanya saja, tanpa memahami konteks historisnya. Agar dipahami secara utuh, Al-Quran harus dicerna dalam konteks perjuangan Nabi dan latar belakang perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang berkenaan dengan Al-Quran menekankan pentingnya asbab annuzul alasan pewahyuan.[3] Pengertian Asbabun Nuzul Al Quran Secara etimologi Asbabun Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “Asbab” dan “Nuzul”. Kata “Asbab” merupakan jamak dari “Sababa” yang artinya sebab-sebab, nuzul yang artinya turun . Jadi, Asbabun Nuzul berarti sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu bisa disebut dengan Asbabun Nuzul, namun ungkapan Asbabun Nuzul khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an. Secara terminologi ada banyak pengertian Asbabun Nuzul menurut para ulama’ diantaranya Az-Zarqoni mengatakan bahwa Asbabun Nuzul adalah kasus atau suatu kejadian yang terjadi serta ada hubungannya dengan turunnya Al-Qur’an sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi. Ash Shobuni mendefinisikan Asbabun Nuzul merupakan peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama. Shubhi Shalih mendefinisikan Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya ayat atau beberapa ayat Al-Qur’an ayat-ayat terkadang menyiratkan peristiwa itu, sebagai sebagai respon atas-nya. Atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum di saat peristiwa itu terjadi. Mana’al-Qaththan mendefinisikan Asbabun Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Qur’an berkenaan dengannha waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa suatu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.[1] Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Asbabun Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an untuk menerangkan status hukumnya, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan. Asbabun Nuzul membahas kasus-kasus yang menjadi turunnya beberapa ayat Al-Qur’an, macam-macamnya, redaksi-redaksinya sighat, riwayat-riwayatnya tarjih dan manfaat dalam mempelajarinya. Peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an bisa berupa konflik social, dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sahabat kepada Nabi. Ada perbedaan pendapat mengenai persoalan apakah seluruh ayat Al-Qur’an memiliki Asbabun Nuzul atau tidak. Dan sebagian ulama’ berpendapat bahwa tidak semua ayat Al-Qur’an memiliki Asbabun Nuzul sehingga diturunkan tanpa ada yang melatarbelakanginya ibtida’ dan ada pula ayat yang diturunkan dengan dilatarbelakangi dengan suatu peristiwa ghair ibtida’. Salah satu contoh asbabun nuzul yaitu asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 188 dimana Marwan bin Hakam mengalami kesulitan dalam memahami ayat ini dan ia memahami bahwa setiap orang yang bergembira atas usaha yang telah diperbuatnya dan suka dipuji atas perbuatan yang belum dilakukan akan disiksa. Pemahaman tersebut kurang tepat dan diluruskan oleh Ibnu Abbas bahwa ayat tersebut menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ahli Kitab yang ditanya Rasulullah tentang sesuatu lalu mereka menyembunyikannya serta memberitahukan hal lain yang tidak ditanyakan. Mereka menganggap bahwa perkataan tersebut berhak mendapat pujian sehingga turunlah ayat ini.[2] Macam-Macam Asbabun Nuzul Al Quran 1. Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbabun Nuzul Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat Asbabun Nuzul. Dari sudut pandang ini, ada dua redaksi yang dipergunakan perawi dalam mengungkapkan riwayat Asbabun Nuzul yaitu redaksi Sharih jelas dan redaksi Muhtamil kemungkinan. Redaksi Sharih jelas artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbabun nuzul, dan tidak mungkin menunjukkan maksud yang lainnya. Redaksi dikatakan sharih bila perawi mengatakan “Sebab turun ayat ini adalah….” atau “Telah terjadi …… maka turunlah ayat” atau “Rasulullah pernah ditanya tentang …… maka turunlah ayat”. Muhtamilah masih kemungkinan atau belum pasti artinya riwayat belum dipastikan sebagai Asbabun Nuzul karena masih terdapat keraguan. Adapun redaksi yang termasuk muhtamilah bila perawi mengatakan “ayat ini diturunkan berkenaan dengan” atau “saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan …” atau “saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …”.[3] 2. Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbabun Nuzul untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbabun Nuzul a. Berbilangnya Asbabun Nuzul untuk satu ayat Ta’addud As-asbab wa Nazil Al-wahid. Yang dimaksud disini adalah tidak setiap ayat memiliki riwayat dalam satu versi. Ada kalanya satu ayat memiliki beberapa versi riwayat Asbabun Nuzul baik dalam redaksi ataupun kualitasnya. Untuk mengatasi variasi riwayat dalam satu ayat dari sisi redaksinya, para ulama’ mengemukakan cara sebagai berikut Tidak mempermasalahkannya. Hal ini dilakukan apabila variasi riwayatnya menggunakan redaksi muhtamil. Mengambil versi riwayat yang menggunakan redaksi sharih, ketika versi riwayatnya ada yang sharih dan muhtamil. Mengambil versi riwayat yang shahih valid. Hal ini dilakukan jika semua riwayatnya menggunakan redaksi sharih tetapi salah satu kualitasnya tidak shahih. Sedangkan untuk mengatasi variasi riwayat dalam satu ayat dari sisi kualitasnya, para ulama’ mengemukakan langkah sebagai berikut Mengambil versi riwayat yang shahih, ketika ada dua atau lebih versi riwayat sedangkan satu versi berkualitas shahih dan yang lainnya tidak. Melakukan studi selektif tarjih. Langkah ini diambil bila kedua riwayatnya sama-sama berkualitas shahih. Melakukan studi kompromi jama’ ketika kedua riwayat yang kontradiktif itu sama-sama shahih yang sederajat dan tidak mungkin dilakukan tarjih. b. Variasi Ayat untuk satu sebab Ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid Terkadang satu kejadian bisa menjadi sebab turunnya satu ayat atau lebih, inilah yang disebut dengan Ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid. Contoh dua versi riwayat Asbabun Nuzul adalah asbabun nuzul yang melatarbelakangi turunnya surat An-Nur 24 ayat 6 “Dan orang-orang yang menuduh isterinya berzina, Padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah,Sesungguhnya Dia adalah termasuk orang-orang yang benar.” Dalam versi Bukhari dan Muslim melalui jalur Shahal Ibn Sa’ad dikatakan bahwa ayat itu turun berkenaan dengan salah seorang sahabat bernama Uwaimir yang bertanya kepada Rasulullah SAW. Tentang apa yang harus dilakuan oleh seorang suami yang mendapati istrinya bezina dengan orang lain. Akan tetapi, dalam versi Bukhari melaui jalur Ibn Abbas dikatakan bahwa ayat tersebut turun dengan latar belakang kasus Hilal Ibn Umayah yang mengadu kepada RasulullahSAW. bahwa istrinya berzina dengan Sarikh Ibn Sahma’. Kedua riwayat itu berkualitas sahih dan tidak mungkin dilakukan studi tarjih. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi kompromi jama’. Dua kejadian itu berdekatan masanya sehingga kita mudah mengkompromikan keduanya. Dalam jangka waktu yang tidak berselang lama, kedua orang sahabat bertanya kepada Rasululah SAW. Tentang masalah serupa, maka turunlah ayat mu’amalah untuk menjawab pertanyaan mereka.[9] Kalau kedua versi riwayat Asbabun Nuzul itu sahih atau tidak sahih atau tidak dapat dilakukan studi tarjih dan jama’ maka hendaklah kita anggap ayat itu diturunkan berulang kali atau yang disebut Ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid. Kegunaan Asbabun Nuzul Al Quran Sebagian besar para ulama’ sepakat bahwa riwayat-riwayat dalam Asbabun nuzul merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk memahami pesan yang ada dalam Al-Qur’an. Para ulama’ mengemukakan beberapa kegunaan Asbabun Nuzul dalam memahami Al Quran, sebagai berikut Membantu memahami dan juga mengatasi keraguan atau ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat Al-Qur’an. Contohnya dalam Surah Al Baqarah ayat 115 dibawah ini ولله المشرق والمغرب فأينما تولوا فثم وجه الله “Kepunyaan Allahlah arah barat dan timur, maka ke arah manapun kamu menghadapkan wajah dalam shalat maka disanalah Allah.” Melihat secara dhahir ayat, seseorang boleh menghadap ke arah mana saja yang mana seakan-akan tidak wajib untuk menghadap kiblat. Namun setelah melihat asbabun nuzulnya, penafsiran tersebut adalah keliru. Sebab ayat ini turun berkenaan dengan orang yang sedang dalam safar dan melakukan shalat diatas kendaraan, atau orang yang tidak tahu arah kiblat dan berijtihad untuk menentukan arah kiblat. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian hashr membatasi. Seperti dalam surah Al-An’am ayat 145 قل لا اجد في ما أوحي إلي محرما علي طاعم يطعمه إلا أن يكون ميتة او دما مسفوحا او لحم خنزير فإنه رجس او فسقا أهل لغير الله به فمن اضطر غير باغ ولا عاد فإن ربك غفور رحيم “Katakanlah, tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang ingin memakannya, kecuali kalau makanan itu berupa bangkai, darah yang mengalir, daging babi, karena semua itu adalah kotor, atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi batas darurat maka sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Menurut Imam Syafi’I ayat ini tidak dimaksudkan sebagai hasr pembatasan bahwa yang diharamkan hanya yang disebutkan dalam ayat ini dan yang selain disebutkan semuanya halal. Imam Syafi’I menggunakan asbabun nuzul untuk menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang kafir yang tidak mau memakan sesuatu kecuali apa yang telah mereka halalkan sendiri. Ayat ini turun karena kebiasaan mereka yang mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Mengkhususkan hukum dengan sebab, bagi ulama’ yang berpegang pada kekhususan sebab bukan keumuman lafadz. Seperti ayat tentang Dzihar pada permulaan Surah Al Mujadalah yang turun berkenaan dengan Aus bin Samit yang menzihar istrinya, Khaulah binti Hakim bin Tsa’labah, ayat tersebut hanya berlaku untuk kedua orang tersebut. Hukum dzihar yang berlaku bagi selain keduanya ditentukan dengan jalan qiyas. Mengetahui pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’an turun. Memudahkan untuk menghafal dn memahami ayat, serta untuk memantapkan wahyu kedalam hati orang yang mendengarkannnya. [1] Prof. Dr. Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, Pustaka Setia, Bandung,2012, [2] Tafsir dan Ilmu 2 Kudus,2011, [3] Muhammad Amin,Study ilmu-ilmu Al-Qur’an, Jakarta Pustaka Firdaus, 2004, - Pengertian asbabunnuzul adalah sebab-sebab atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. 5 contoh ayat yang memiliki asbabunnuzul meliputi Surah Al-Kahf ayat 28, Surah Ad-Duha ayat 1-3, Surah An-Nisa ayat 59, Surah Abasa ayat 1-10, dan Surah Al-Lahab ayat ulama bidang Al-Qur'an bernama Syekh Muhammad Abdul Azim Az-Zarqani berpendapat bahwa asbabunnuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta berhubungan dengan turunnya ayat Al-Qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu NU Online menuliskan bahwa para mufasir Al-Qur’an sepakat bahwa, “asbabunnuzul adalah diturunkan ayat Al-Qur’an atas sebuah kejadian untuk mengabadikannya atau menjelaskan hukum atas kejadian tersebut.”Asbabunnuzul memiliki fungsi salah satunya membantu memberi penjelasan terhadap beberapa ayat Al-Qur’an. Meskipun demikian, tidak semua ayat dalam Al-Qur’an memiliki asbabunnuzul. Contoh ayat-ayat yang tidak memiliki asbabunnuzul yakni yang memuat cerita para nabi Contoh Ayat Asbabunnuzul Dikutip dari buku Asbabun-Nuzul Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur’an 2017 tulisan Muchlis M. Hanafi ed., berikut ini 5 contoh ayat Al-Qur'an yang memiliki asbabunnuzul1. Surah Al-Maidah Ayat 51۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰٓى اَوْلِيَاۤءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ٥١Arab Latinnya Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżul-yahụda wan-naṣārā auliyā`, ba'ḍuhum auliyā`u ba'ḍ, wa may yatawallahum mingkum fa innahụ min-hum, innallāha lā “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia[-mu]. Sebagian mereka menjadi teman setia bagi sebagian yang lain. Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim,” QS. Al-Maidah [5] 51.2. Surah Ad-Duha Ayat 1-3وَالضُّحٰىۙ ١ وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣Arab latinnya Wadhdhuhaa, wallaili idzaa sajaa, maa wadda 'aka rabbuka wamaa qalaArtinya “Demi waktu duha dan demi waktu malam apabila telah sunyi, Tuhanmu [Nabi Muhammad] tidak meninggalkan dan tidak [pula] membencimu,” QS. Ad-Duha [93] 1-3.3. Surah Al-An'am Ayat 152وَلَا تَقْرَبُوا۟ مَالَ ٱلْيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ ۖ وَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَٱعْدِلُوا۟ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ أَوْفُوا۟ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ Bacaan latinnya Wa lā taqrabụ mālal-yatīmi illā billatī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddah, wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭ, lā nukallifu nafsan illā wus'ahā, wa iżā qultum fa'dilụ walau kāna żā qurbā, wa bi'ahdillāhi aufụ, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tażakkarụnArtinya "Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabatmu, dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat," QS. Al-An'am [6] 152.4. Surah Al-Insyirah ayat 1-8اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ 1وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ 23 الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ4 وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ5 فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ6 اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ7 فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ8 وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ1. A lam nasyraḥ laka ṣadrak2. Wa waḍa’nā angka wizrak3. Allażī angqaḍa ẓahrak4. Wa rafa’nā laka żikrak5. Fa inna ma’al-usri yusrā6. Inna ma’al-usri yusrā7. Fa iżā faragta fanṣab8. Wa ilā rabbika fargabArtinya Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu, Yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. 5. Surah Al-Lahab Ayat 1-5تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ ١ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ ٢ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ ٣ وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ ٤ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ ٥Bacaan latinnya Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb. Mā agnā 'an-hu māluhụ wa mā kasab. Sayaṣlā nāran żāta lahab. Wamra`atuh, ḥammālatal-ḥaṭab. Fī jīdihā ḥablum mim “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak neraka, begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar penyebar fitnah. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal,” QS. Al-Lahab [111] 1-5.Baca juga Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah Lengkap Ayat 39-40 dan Ayat 75-82 Cara Mengetahui Asbab An-Nuzul dan Penjelasannya Tafsir dan Penjelasan Surat Al-Falaq Beserta Asbabun Nuzulnya - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Dhita Koesno Ilustrasi Macam-macam Asbabun Nuzul Foto UnsplashAsbabun nuzul memegang peranan penting dalam penafsiran Al-Quran. Ilmu ini bermanfaat untuk memahami suatu ayat, mengetahui hikmah di balik penetapan hukum, hingga menelaah latar belakang turunnya Jurnal Asabun Nuzul Kajian Historis Turunnya Ayat Al-Quran tulisan Syafril 2018, pandangan al-Wahidiy menegaskan bahwa pengetahuan tentang asbabun nuzul tidak boleh diperoleh melalui penalaran, namun harus berdasarkan riwayat sahih yang marfu kepada Nabi garis besar, asababun nuzul dapat dibedakan menjadi dua macam. Namun, sebelum itu ada baiknya pahami terlebih dahulu pengertian asbabun Macam-macam Asbabun Nuzul Foto UnsplashPengertian Asbabun NuzulMengutip buku Asbabun Nuzul karya Ach. Fawaid, asbabun nuzul berasal dari dua kata, yaitu asbab dan nuzul. Asbab artinya “karena”, “sebab”, “lantaran”. Kemudian, nuzul mengandung arti “turun”.Secara bahasa, asbabun nuzul didefinisikan sebagai sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Istilah ini hanya digunakan untuk sesuatu yang berkaitan dengan sebab-sebab turunnya Al sisi lain, Muhammad Abdul Azim az-Zarqani berpendapat bahwa asbabun nuzul adalah suatu peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran yang kemudian menjadi penjelas hukum ketika peristiwa itu Asbabun NuzulBerikut macam-macam asbabun nuzul yang dikutip dari Jurnal Asbabun Nuzul Pengertian, Macam-macam Redaksi dan Urgensi yang ditulis oleh Pan Suaidi 20161. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil WahidAsbabun nuzul Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid adalah beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Ada kalanya wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab, misalnya turunnya Al-Ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi“Katakanlah”Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada beranak dan tiada pula di peranakkan. Dan tiada seorang pun yang setara dengan dengan dia.”Surat tersebut diturunkan untuk menanggapi orang-orang musyrik Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat itu juga diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah usai Rasulullah Macam-macam Asbabun Nuzul Foto Unsplash2. Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahidAsbabun nuzul Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid merupakan satu sebab yang mendasari turunnya beberapa ayat. Misalnya, Q. S. Ad-dukhan ayat 10, 15, dan 16, yang berbunyi“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata,” QS. Ad-Dukhan 10“sesungguhnya kalau kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali ingkar,” QS. Ad-Dukhan 15“ingatlah hari ketika kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan,” QS. Ad-Dukhan 16Asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut terjadi ketika kaum Quraisy durhaka kepada Rasulullah SAW. Beliau berdoa agar mereka merasakan kelaparan seperti yang pernah terjadi pada zaman nabi kaum Quraisy menderita kekurangan hingga mereka makan tulang. Kaum tersebut pun mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta pertolongan. Maka Rasulullah SAW berdoa agar diturunkan turun setelah Nabi Muhammad SAW berdoa, namun kaum Quraisy kembali sesat dan durhaka. Kemudian, turunlah riwayat yang menjelaskan bahwa siksaan akan turun ketika Perang yang Dimaksud Asbabun Nuzul?Asbabun Nuzul Terbagi Menjadi Berapa?Apa Itu Asbabun Nuzul Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid?

berbilangnya asbabun nuzul suatu ayat